JAKARTA, sinarpagibaru.id - Daun nanas dan batang pisang yang selama ini kita anggap sebagai sampah teryata sungguh bermafaat secara ekonomis. Mungkin Anda belum tahu, limbah pertanian ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan beberapa produk seperti Batik, pakaian fashion, kulit nabati, lilin nabati, bromelain dan pakan ternak, yang dapat meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan kesempatan kerja di pedesaan, dan lain-lain.
Mendaur ulang biomassa untuk berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Bumi yang di prakarsai oleh Food Reborn Co., Ltd. (Okinawa, Jepang) salah satu perusahaan yang didirikan oleh sekelompok anak muda dengan ide mengembangkan teknologi ekstraksi serat tipe baru untuk daun nanas dan batang pisang.
Hasil Teknologi baru ini memiliki kualitas dan kuantitas serat yang bagus dan mampu meningkatkan perekonomiqn secara signifikan, dan juga ramah terhadap lingkungan.
Para petinggi Food Reborn Co., Ltd. datang langsung ke Indonesia untuk mengunjungi Kementerian Perindustrian. Pada saat yang sama, mereka menandatangani letter of intent kerjasama dengan Induk Koperasi Unit Desa (Induk KUD), organisasi petani terbesar di Indonesia dan mungkin terbesar di dunia. Setelah itu, kedua belah pihak secara aktif menyelesaikan persiapan terkait, dan pada saat yang sama terus menyempurnakan mesin ekstraksi serat baru yang dikembangkan di Jepang, yang baru saja dirakit di Malang, Jawa Timur.
Teken Kerjasama dengan Induk KUD
Upacara pembukaan pusat pelatihan (Japan Joint Training Center for Plant Fiber Industry) yang didirikan bersama oleh Induk KUD dan Japan Food Reborn Co., Ltd. diadakan di Malang tanggal 13 Maret 2023.
Ketua Umum Induk KUD Herman , dalam sambutannya mengatakan akan berusaha semaksimal untuk meningkatkan kerjasama penting antara Indonesia dan Jepang ini, agar para petani lokal di Malang dapat memperoleh kehidupan yang lebih memuaskan dan lebih baik.
Kedepannya, ungkap Herman, model yang sukses ini dapat direplikasi ke provinsi dan kota lain, berkomunikasi dengan petani setempat setelah acara pembukaan untuk memahami harapan semua orang.
"Perkebunan nanas di daerah Kediri dan Blitar cukup luas, dan ada Sekolah Tinggi Teknologi Pertanian Indonesia yang terkenal di Universitas Brawijaya terdekat, yang dapat melakukan kerjasama industri-universitas dengan Jepang untuk membantu pelatihan petani dan pengujian lokal. menguji mesin dan produksi massal, " ungkap Herman.
Setelah upacara peresmian, kunjungan dilakukan peserta ke universitas, penelitian lokasi dan demonstrasi terkait. Dengan dukungan penuh dari petani lokal, organisasi koperasi, lembaga akademik dan pemerintah daerah di Indonesia, delegasi Food Reborn Co., Ltd. dan para mitra undangan menyaksikan acara pembukaan dari Junior Chamber International (JCI) Japan dan JCI di Solo Indonesia.
"Kami juga berharap kaum muda kedua negara dapat bersama-sama mengerahkan pengaruhnya dan mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kerja sama ini akan menjadi jembatan baru antara kedua negara dalam jangka panjang," tutup Herman.
(Idul)